Sabtu, 22 Maret 2025

Saham Perbankan Kompak Terkoreksi, Bos BTN Bilang Begini

Minggu, 09 Februari 2025 19:00 WIB
Saham Perbankan Kompak Terkoreksi, Bos BTN Bilang Begini
beitasumut.com/ilustrasi
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp beritasumut.com
+ Gabung

beritasumut.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok ke level Rp 6.000an pada penutupan perdagangan Jumat (7/2/2025) kemarin. Penurunan IHSG pada hari yang sama juga terjadi pada pembukaan perdagangan di level 6.875,53 dengan level tertinggi 6.875,59 dan terendah 6.656,72.

Sementara pada penutupan, berdasarkan data RTI Business, IHSG terkoreksi hingga 132,960 poin ke level 6.742,57 atau melemah 1,93%. Volume transaksi tercatat 17,29 miliar, turnover Rp 13,06 triliun dengan frekuensi transaksi 1.318.700. Sebanyak 191 saham tercatat menguat, 417 saham melemah, dan 188 saham tidak mengalami pergerakan.

Anjloknya IHSG juga diikuti saham-saham finansial yang juga melemah cukup dalam. Dalam hal ini, saham perbankan mayoritas terkoreksi. PT Bank Tabungan Negara (BTN) misalnya, terkoreksi ke level Rp 965 per lembar saham atau melemah 0,52% pada penutupan perdagangan Jumat kemarin.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan koreksi terhadap saham perbankan kompak terjadi tidak hanya BTN, melainkan juga perbankan besar lainnya seperti PT Bank Central Asia (BCA). Tak hanya itu, mayoritas saham Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) juga disebut terkoreksi.

Ia beranggapan, koreksi yang terjadi pada mayoritas saham perbankan terjadi lantaran tingkat kepercayaan investor terhadap likuiditas bank menurun. Penurunan tingkat kepercayaan juga sebelumnya telah diproyeksikan terjadi di tahun 2025.

"Semua melihat memang tahun 2025, termasuk analis yang bilang, kenapa pada lepas saham bank-bank di Indonesia, bukan cuma Himbara, hampir seluruh bank sampai dikoreksi, karena mereka melihat tepatnya likuiditas. Intinya itu. Jadi mereka nggak yakin pertumbuhan, para analis ya, tidak yakin pertumbuhannya seperti masa-masa sebelumnya," kata Nixon kepada wartawan di Istora Seyanan, Jakarta, Minggu (9/2/2025).

Ia mengakui, menjaga stabilitas likuiditas menjadi pekerjaan utama yang akan dilakukan perseroan. Pertumbuhan BTN sendiri, kata Nixon, diproyeksikan hanya sebesar 7% tahun ini.

[br] "Ini yang menjadi PR banget adalah karena memang menjaga pertumbuhan dengan likuiditas yang ketat yang bisa, karena kalau likuiditas mahal kan profit pasti turun. Sebenarnya itu juga sih. Karena kan bunga dana mahal. Saya juga kaget bank-bank besar seperti BCA saja terkoreksi pertumbuhannya ya. Kita juga 7%-an. Mungkin mirip-mirip lah yang lain," jelasnya.

Ketika disinggung aksi buy back saham, Nixon pun mengaku perseroan belum menentukan langkah tersebut. Pasalnya, dalam waktu dekat BTN juga akan melakukan akuisisi 100% saham unit syariah milik PT Bank Victoria Syariah (BVIS).

"Nah ditanya apakah kita ada buy bank, sementara kita lihat dulu dah. Karena gua ada aksi korporasi akuisisi syariah kan. Nggak bisa bareng," tutupnya.(dtc)

Editor
: Herman
Tags
beritaTerkait
Mau Luncurkan ETF Emas, BEI Tunggu Restu OJK
IHSG 'Kebakaran' Usai Danantara Diluncurkan, Penasihat Presiden Bilang Begini
DPR Soroti Pelemahan Rupiah, Sudah Lampaui Asumsi APBN 2025
Google Buka Suara soal Dolar AS Tiba-tiba Jadi Rp 8.170
Saham Energi Duduki Puncak Distributor Dividen Terbesar
Akhir Perdagangan 2024, IHSG Ditutup di Level 7.079
komentar
beritaTerbaru
hit tracker