Selasa, 22 April 2025

DPR Soroti Pelemahan Rupiah, Sudah Lampaui Asumsi APBN 2025

Rabu, 05 Februari 2025 18:00 WIB
DPR Soroti Pelemahan Rupiah, Sudah Lampaui Asumsi APBN 2025
beitasumut.com/ist
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp beritasumut.com
+ Gabung

beritasumut.com - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Adies Kadir mengungkap, rupiah terus melanjutkan tren pelemahan yang melampaui asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 sebesar Rp 16.000 per dolar Amerika Serikat (AS).

Mulanya, ia menyebut sepanjang tahun 2024 rupiah terdepresiasi 4,16%. Sementara itu, ia menyebut rupiah juga mengalami pelemahan sepanjang awal tahun 2025. Dalam catatannya, Adies mengatakan pelemahan rupiah berada di level Rp 16.435 per dolar AS di tanggal 4 Januari 2025.

"Lalu beberapa hari terakhir, pelemahan berlanjut hingga menyentuh kisaran Rp 16.435 per US dolar Amerika Serikat pada 4 Januari yang lalu atau sudah di atas asumsi APBN sebesar Rp 16.000," kata Adies dalam acara Outlook Ekonomi DPR dipersembahkan oleh Komisi XI DPR RI bersama detikcom dan didukung oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Pertamina (Persero), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Jakarta, Rabu (5/2/2024).

Untuk memitigasi tren pelemahan rupiah, Adies menilai perlu adanya sinergitas otoritas fiskal, moneter, dan sektor keuangan serta stakeholder lainnya. Melalui sinergitas itu, diharapkan ada solusi yang konkret memitigasi tren pelemahan rupiah.

"Sekaligus kebijakan yang dapat mengambil manfaat terjadinya pelemahan nilai tukar, misalnya peningkatan ekspor, masuknya investasi langsung, aliran modal masuk, ataupun masuknya devisa dari misalnya sektor pariwisata atau ekonomi kreatif," tegasnya.

[br] Adapun lemahnya nilai tukar rupiah menjadi tantangan yang sebelumnya terlah diprediksi dan diantisipasi menyusul kebijakan kontroversi Presiden anyar Amerika Serikat (AS), Donald Trump. Ia mengatakan, kebijakan moneter Trump dan the Fed yang memperlambat pemangkasan suku bunga berdampak langsung pada nilai tukar rupiah.

Dalam kondisi tersebut, AS dipercaya hendak memperkuat mata uang dolar di dunia yang membebani mata uang berbagai negara lainnya. Hal itu pun terwujud melalui Federal Open Market Committee (FOMC), di mana the Fed menahan suku bunganya.

"Kenyataan pertama, tanggal 30 Januari lalu Bank Sentral Amerika Serikat tetap menahan tingkat suku bunga Bank Sentral di kisaran 4,25% sampai 4,5% dengan pertimbangan antara lain, inflasi yang kembali merambat menjadi 2,9% pada Desember 2024 yang lalu," tutupnya.
(dtc)

Editor
: Herman
Tags
beritaTerkait
Saham Perbankan Kompak Terkoreksi, Bos BTN Bilang Begini
Google Buka Suara soal Dolar AS Tiba-tiba Jadi Rp 8.170
Akhir Perdagangan 2024, IHSG Ditutup di Level 7.079
 Waaster Panglima TNI Resmi Tutup Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan Trisaka TNI TA 2024
BI Lansir Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah per 3 Desember 2021
Menko Airlangga: Insentif Pemerintah Dukung Pasar Modal Bertahan di Tengah Pandemi
komentar
beritaTerbaru
hit tracker