Jumat, 28 Maret 2025

Diskusi Bersama Menteri Luar Negeri Malaysia Dato’ Saifuddin Abdullah, Rektor Paramadina Bahas Peran Politik Luar Negeri ASEAN Hadapi Tantangan Global

Senin, 18 Oktober 2021 23:30 WIB
Diskusi Bersama Menteri Luar Negeri Malaysia Dato’ Saifuddin Abdullah, Rektor Paramadina Bahas Peran Politik Luar Negeri ASEAN Hadapi Tantangan Global
BERITASUMUT.COM/IST
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp beritasumut.com
+ Gabung

Beritasumut.com - Hubungan bilateral Indonesia-Malaysia memiliki peran yang penting dalam usaha untuk memperkuat ASEAN. Demikian disampaikan Menteri Luar Negeri Malaysia YB Dato’ Saifuddin Abdulah dalam Diskusi bertajuk “Memperkuat Peran Politik Luar Negeri ASEAN dalam Menghadapi Tantangan Global” di Universitas Paramadina (18/10/2021).

Dalam diskusi yang diselenggarakan Universitas Paramadina bekerjasama dengan Institut Darul Ehsan â€" Malaysia dan KedaiKOPI Dato’ Saifuddin menyatakan bahwa Malaysia-Indonesia ini memiliki bersama persamaan. "Dari segi political security arrangement ASEAN tidak ditemui masalah berat. Kemalangan jiwa, peperangan antara satu wilayah dengan wilayah lain bisa kita elakkan sejak ASEAN dikukuhkan,” katanya melalui siaran pers Paramadina, Senin (18/10/2021).

ASEAN centrality dan asean consensus juga berhasil mempertahankan kawasan ini khususnya laut Cina Selatan dari ancaman yang besar. “Traditional security treat dari luar khususnya dari cina yang paling dekat dengan kita. Walaupun kita tahu kita ada case-case dimana china coast goard boat itu datang ke perairan kita,” sambungnya.

Baca Juga:

Baca Juga : Upayakan Kesadaran Moderasi Beragama, Universitas Paramadina dan Unmaha Gandeng BPIP

Yang terbaru tentang AUKUS, Australia ingin membuat kapal selam bertenaga nuklir, hingga menlu Australia menghubunginya. “Saya beritahu secara jenaka It is not make different to Malaysian, it still nuclear,” jawab Dato’ Saifuddin.

Baca Juga:

[br] Mengenai non traditional threat seperti drug, human traficking Dato’ Saifuffin menyatakan mungkin ada isu besar di sana sini. “Yang terbaru cyber security threat, yang ini saya pikir ASEAN harus ambil peranan ini ancaman political security yang terbaru,” katanya.

Dari segi ekonomi, negara ASEAN belum mengoptimumkan kehadiran penduduknya yang sebanyak 650juta itu. “Our intra asean trade is still very low, 25% of our whole trade. Yang ini kita jauh dibanding EU mereka jauh didepan," sebutnya. Dia juga menyinggung bidang baru yang bisa dioptimalkan negara-negara ASEAN dengan cepat sebab dianggap bisa leverage dan menjadi playing ground young people, yakni digital economy. Dia juga menggaris bawahi tentang pilar sosial budaya “Kalau Huntington mengatakan the clash of civilization tapi kita di ASEAN melihat kawasan kita sebagai wilayah untuk dialog peradaban. Ini berlawanan dengan thesis Huntington itu,” Katanya.

Dalam ketiga pilar ASEAN sebenarnya Malaysia - Indonesia ini bisa memainkan peran yang lebih besar. Menlu Malaysia ini juga menyatakan bahwa Malaysia-Indonesia yang bersuara lantang dengan pendirian tegas bahwa untuk sidang puncak ASEAN tugas-tugas utusan khas pengungsi ASEAN agar melaksanakan 5 point consensus tentang Myanmar. “Kalau tidak ada kemajuan yang jelas maka ini 2 negara paling awal mengatakan jangan diundang senior general itu ke ASEAN Summit. Dua pemimpin ASEAN, Presiden Indonesia membuat panggilan telepon kepada Sultan Brunei, dan Perdana Menteri Malaysia mengirim surat kepada Sutan Brunei dengan pendirian yang sama.” paparnya.

Baca Juga : Prof Didik J Rachbini: Kampanye Pilpres Jangan Menjadi Ajang Permusuhan Anak Bangsa

Dalam sambutannya Rektor Universitas Paramadina Prof. Dr. Didik J. Rachbini menyatakan bahwa Malaysia sudah lepas dari middle income trap. Menurut Didik hal ini bisa menjadi kekuatan dalam ekonomi dan politik. “Menurut Wapres budiono, profesor dalam bidang ekonomi, demokrasi akan stabil ketika pendapatan diatas 6 ribu dan Malaysia sudah melewati itu. Saya menyatakan selamat kepada Malaysia, dengan footbal politik yang cantik menghasilkan pemimpin muda seperti Dato’ Saifuddin,” pujinya.

[br] Rektor Universitas Paramadina ini menyatakan bahwa di tangan pemimpin-pemimpin muda inilah ASEAN ini akan terbentuk nantinya, dan menjadi kekuatan baru yang nanti bisa menandingi Eropa. “Karena Indonesia ini 15 besar ekonomi dunia dan dalam waktu dekat akan menjadi 10 besar karena size penduduknya juga besar, ditambah ASEAN makin besar ini akan menentukan dunia selain kekuatan besar China dan Amerika,” bebernya.

Ketua Program Studi Hubungan Internasional Universitas Paramadina, Dr. Tatok D Sudiarto menyatakan bahwa Indonesia-Malaysia memiliki asset similarity, sharing geographical, cultural, social, environment, disaster and climate change. Menurut Tatok di tingkat regional kita ingin strengthening ASEAN membership Asean Centrality, yaitu bagaimana mengembalikan lagi marwah ASEAN menjadi suatu kekuatan regional yang baik. “Dulu orang melihat EU sebagai role model yang sangat bagus, tapi ternyata dengan Brexit kita bertanya ada sesuatu disana yang harus kita cermati,” ujarnya.

Ia juga menyinggung kontribusi aktif terhadap agenda global SDGs “Agenda ini menjadi suatu tuntutan bahwa leader di ASEAN menjadi pioner dan leader yang kuat untuk berkontribusi langsung terhadap SDGs, sebut Tatok. Dia juga menyatakan perlunya propose framework post pandemic ”ASEAN safetynet during post pandemic dengan matinya ribuan micro small entrepreises di banyak negara dan ketergantungan supply negara UMKM terhadap negara besar China dan lainnya.” katanya.

Baca Juga : Prof Didik J Rachbini Ungkap 5 Masalah Ekonomi Politik Masa Pandemi Covid-19, Salah Satunya Ketergantungan pada Tiongkok

Pada kesempatan yang sama Dr. Hendri Satrio menyatakan bahwa politik Malaysia dan politik Indonesia kalau ditarik garis lurus memiliki kesamaan. “Dari reformasi yang dilakukan kita sama-sama paham bahwa rupanya partai politik besar tidak mudah dikecilkan. Di Indonesia ada Golkar di Malaysia ada UMNO, keduanya masih eksis dan masih membuat partisipasi positif untuk negara,” ungkapnya.

[br] Hendri juga menyinggung reformasi 1998, yang sampai hari ini masih menghadapi tantangan. “Beberapa hal yang kita gariskan sebagai semangat reformasi seperti batasan presiden itu hanya 2 periode mulai muncul berbagai isu dan opini tentang penambahan masa jabatan presiden jadi 3 periode,” katanya.

Menyinggung supremasi sipil, TNI dan Polri waktu reformasi di batasi. “Tapi ini Indonesia akan memiliki masa pejabat/Plt terlama di dunia, 1 tahun sampai 2 tahun karena gubernur dan kepala daerah selesai di 2022. Ada Pemilu lagi di 2024, maka ada jeda 1-2 tahun untuk masa transisi, nah ini ada ide opini akan diisi TNI/Polri,” sebutnya.

Hendri juga menyinggung tentang fenomena muslim demokrat. “Di Indonesia muslim demokrat juga ada banyak, yang opini serta pemikirannya terbuka secara politik dan toleran, dan menurut saya kita bisa belajar dari apa yang terjadi dari Malaysia beberapa tahun belakangan ini,” ujar Hendri sembari menyatakan harapannya bahwa perpolitikan di Indonesia menuju dewasa seperti di Malaysia. (Rel)

Editor
:
Tags
beritaTerkait
Gubenur Targetkan Pertumbuhan Ekonomi Rata-Rata Sumut 6,08% Tahun 2029
Dampingi Presiden Resmikan KITB, Menko AHY: Untuk Infrastruktur yang Memadai dan Membangun Konektivitas
Panggil Menko Airlangga, Presiden Prabowo Bahas Perkembangan Ekonomi Nasional
Silaturahmi Presiden dengan Rektor, Sinergi Pemerintah dan Pendidikan Tinggi untuk Masa Depan Bangsa
Hadiri Semesta Fest 2025, Walikota Medan Apresiasi dan Berharap Membawa Manfaat untuk Ekonomi Syariah
Hashim Pede Tahun Depan Pertumbuhan Ekonomi RI di Atas 8%
komentar
beritaTerbaru
hit tracker