Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp beritasumut.com
+ Gabung
beritasumut.com- Di All England 2025, PP PBSI tak hanya berharap pada sektor ganda putra dan tunggal putra. Tunggal putri juga diperhitungkan untuk unjuk gigi.
Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Pelatnas PBSI Eng Hian mengatakan hal tersebut karena melihat hasil dari tes fisik atlet yang telah dilakukan.
Pria yang karib disapa Koh Didi tersebut menjelaskan bahwa hasil tes fisik atlet yang akan ikut All England sebagian besar sudah masuk dalam parameter yang ditentukan. Sedangkan sisanya masih akan terus ditingkatkan dengan program khusus yang dirancang pelatih fisik dan tim pendukung.
Baca Juga:
"Tidak hanya kepada Jojo (Jonatan Christie) dan Fajar (Alfian)/M. Rian (Ardianto), kami berharap semua elite players Indonesia dapat menunjukkan kualitas permainan dan prestasi tertinggi," kata Eng Hian dalam keterangannya melalui PBSI, Kamis (27/2/2025).
"Di sektor putri, selain Grego kami berharap Putri KW (Kusuma Wardani) bisa mencapai prestasi yang optimal," tambahnya.
Baca Juga:
All England adalah turnamen bulutangkis yang sudah berusia 126 tahun. Ajang ini digelar pertama kalinya pada tahun 1899 dan sempat berhenti dua kali ketika terjadi Perang Dunia I dan Perang Dunia II.
Sejak 2018, turnamen dengan nama lengkap All England Open Badminton Championships ini ditetapkan menjadi Super 1000 dalam sistem BWF bersama China Open, Malaysia Open, dan Indonesia Open. Lokasi turnamen ini dipindah, walaupun sama-sama masih di Inggris, dari London ke Birmingham tahun pada 1994.
Kiprah Indonesia di All England
Atlet Indonesia yang pertama kali menjadi juara All England adalah Tan Joe Hok di sektor tunggal putra pada 1959. Adapun rekor juara dari Indonesia dipegang Rudy Hartono, yang menjuarai tunggal putra sebanyak delapan kali, dengan tujuh kali di antaranya dimenangkan secara berturut-turut. Rudy menjadi juara pada 1968-1974 dan 1976.
Juara dari Indonesia terbanyak selanjutnya adalah pasangan ganda putra Indonesia Tjun Tjun/Johan Wahjudi yang mengangkat piala sebanyak enam kali, yakni pada 1974-1975 dan 1977-1980.
Tags
beritaTerkait
komentar