Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp beritasumut.com
                                
                                + Gabung  
                                
                                
                             
                            
                                    
                                        beritasumut.com- Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Muhammad Bobby Afif Nasution akan menguliahkan kakak beradik di Gido, Nias. Mereka adalah Fani Putri Zelita Gulo dan Mervin Diana Murni Gulo, yang merupakan kakak beradik yatim piatu.
Hal tersebut diungkapkan Bobby Nasution saat meninjau SMKN 1 Gido, Nias, Senin (10/3/2025). Semula Bobby Nasution yang didampingi Ketua TP PKK Sumut Kahiyang Ayu melakukan dialog dengan para siswa SMKN 1 Gido, Nias. Kemudian Ia memanggil Fani ke depan untuk menanyakan pendapatnya mengenai rencana pembangunan gedung SMKN 1 Gido, agar menjadi lebih bagus dan layak.
Kemudian pertanyaan berlanjut pada cita-cita Fani yang ingin menjadi guru. Bobby pun menanyakan apakah Fani akan kuliah. 
		  	
	      		
	      		Baca Juga:
	      		
	      		
	      		"Pengin, tapi masih belum tentu, biaya nggak ada, kami pun nggak ada orang tua juga," jawab Fani dengan suara pelan.
Mendengar hal tersebut, Bobby pun langsung menawarkan Fani beasiswa penuh dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut. Ia langsung meminta Kepala Dinas Pendidikan Haris Lubis untuk menindaklanjuti hal tersebut.
		  	
	      		
	      		Baca Juga:
	      		
	      		
	      		Namun tidak hanya Fani yang kelas 10 diberi beasiswa penuh, kakaknya Mervin yang sudah kelas 12 dan akan segera tamat, juga diberi beasiswa oleh Bobby Nasution. Mervin dan Fani tidak menyangka orang nomor satu di Sumut itu akan memberi mereka beasiswa secara penuh. Keduanya pun ingin melanjutkan pendidikan tingginya di Medan. 
Mervin dan Fani sudah yatim piatu. Mereka berdua tinggal dengan neneknya saja. Untuk bertahan hidup, keduanya harus bekerja setelah pulang sekolah. Kadang mereka harus bekerja di sawah, kadang juga mereka harus bekerja menderes pohon karet. 
Penghasilan pun hanya bisa mendapat Rp200 ribu seminggu. Dengan penghasilan seperti itu, Mervin dan Fani merasa tidak mampu membayar uang kuliah. 
"Nggak mungkin kuliah, karena mamak bapak nggak ada, nenek sudah makin tua, mengandalkan nenek nggak mungkin, dia tidak bisa bekerja lagi, kami saja yang bekerja," kata Mervin.
Bagi Mervin, kuliah sangat penting. Ia ingin mengubah nasib dan menjadi guru di Nias. Sehingga ia bisa menyalurkan ilmu pengetahuan yang diterimanya untuk anak-anak di Nias.
                                        
                                    
                                                                    
                                
                                
                                                        
                         
                        
                                                    
                        
                            
                            
	
                            
                            
                            
                            
	
                                                            
                                    Tags
                                
                                
                                
                                                
                                                        
                            
	                            
                            
                                beritaTerkait
                            
                            
                            
                              
                                
                                    
                                     
                                    
                                
                                                              
                                
                                    
                                     
                                    
                                
                                                              
                                
                                    
                                     
                                    
                                
                                                              
                                
                                    
                                     
                                    
                                
                                                              
                                
                                    
                                     
                                    
                                
                                                              
                                
                                    
                                     
                                    
                                
                                                                                        
                            
	                            
                            
                            
                                komentar