Kamis, 30 Oktober 2025

ECCT Hambat Pertumbuhan Sel Kanker dan Dorong Kerja Sistem Imunitas Tubuh pada Tikus

Selasa, 03 Juli 2018 23:30 WIB
ECCT Hambat Pertumbuhan Sel Kanker dan Dorong Kerja Sistem Imunitas Tubuh pada Tikus
BERITASUMUT.COM/IST
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp beritasumut.com
+ Gabung
Beritasumut.com-Hasil riset berkaitan dengan tingkat safety (keamanan) dan efficacy (kebermanfaatan) ECCT pada hewan coba tikus yang diselenggarakan di Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada dipublikasikan di Kongres Dunia 50 Tahun European Association of Cancer Research (EACR) yang diselenggarakan di Amsterdam, Belanda tanggal 30 Juni-3 Juli 2018.
 
ECCT atau Electro-Capacitive Cancer Therapy adalah teknologi terapi kanker berbasis listrik kapasitansi yang dikembangkan oleh Dr. Warsito P. Taruno dan tim di PT. C-Tech Lab Edwar Teknologi, Tangerang, Banten. Paten ECCT diloloskan oleh Kementerian Hukum dan HAM pada September 2017 dengan nomor IDP000047826 Percobaan yang dilakukan bersama tim mahasiswa dan dosen Fakultas Biologi UGM dilakukan terhadap 24 ekor tikus yang dibagi menjadi 4 kelompok masing-masing 6 tikus, dua kelompok tikus yang diinduksi dengan tumor dan dua kelompok tikus placebo. 
 
Satu kelompok tikus yang diinduksi tumor dan satu kelompok tikus placebo dilakukan pajanan medan listrik dari ECCT yang didesain dalam bentuk kandang tikus dengan intensitas mencapai 200mVolt/cm pada bagian tengah kandang, dengan frekuensi yang diberikan berkisar antara 100kHz hingga 300kHz. Intensitas yang diberikan setara atau sedikit lebih rendah di bawah intensitas paparan listrik statis yang keluar dari smartphone pada umumnya. Pemaparan terhadap tikus dilakukan selama 10 jam per hari selama 3 minggu berturut-turut.
 
Riset yang dilakukan di fasilitas laboratorium milik Fakultas Biologi UGM selama tahun 2017 ini merupakan tindak lanjut dari riset awal terhadap 9 ekor tikus yang dilakukan di Bimana Indomedical bersama peneliti Bimana dan Pusat Studi Satwa Primata IPB. Saat ini riset ECCT juga dilakukan di RS Dr. Soetomo Surabaya untuk riset klinis dibiayai oleh Kemenristekdikti.
 
Hasil riset yang dipaparkan oleh Dr. Firman Alamsyah, kepala Laboratorium Biofisika, C-Tech Labs mengklaim bahwa ECCT mampu menghambat laju pertumbuhan sel kanker pada tikus. Data yang dia publikasikan menunjukkan tingkat penghambatan rata-rata dari pertumbuhan awal 0.121 cm 2 /hari berkurang menjadi rata-rata 0.01 cm 2 /hari atau rata-rata mencapai tingkat penghambatan hingga 92% secara volume.
 
Hasil lab darah dan patologi anatomi terhadap jaringan tumor tikus juga menunjukkan tidak adanya perubahan yang signifikan pada fungsi ginjal dan liver, ritme jantung maupun jumlah hitungan sel darah pada tikus yang diinduksi tumor maupun tikus sehat yang diberi pajanan medan listrik ECCT. Hasil patologi anatomi jaringan tumor menunjukkan meningkatnya aktifitas sel darah putih (limfosit) dan sel makrofaji yang lebih dominan pada tikus yang diberi pajanan medan listrik. 
 
Dr. Firman mengklaim bahwa hal itu menandakan bahwa ECCT mendorong kerja sistem imunitas tubuh menjadi lebih aktif dengan memproduksi sel darah putih dan sel makrofaji lebih banyak untuk memakan dan menyerap sel-sel kanker yang sudah mati.
 
Menurut Dr. Warsito frekuensi alat ECCT dirancang untuk menghasilkan medan listrik agar terjadi interaksi melalui mekanisme polarisasi listrik statis pada tingkat mikrotubula pada inti sel untuk mempengaruhi distribusi medan listrik pada tingkat molekuler inti sel kanker sehingga bisa mengacaukan pembelahan sel dan mendorong sel kanker melakukan self-destruction (bunuh diri).
 
Hasil penelitian pada tikus di UGM menunjukkan proses kematian sel kanker yang berbeda-beda yang secara umum dikelompokkan menjadi tiga, yakni proses lysis (luruh) yang ditandai dengan nodul tumor yang berangsur-angsur mengecil hingga hilang.Kedua, Proses detachment (lepas) yang ditandai dengan proses nodul tumor yang berangsur-angsur menghitam, mengering dan lepas dari posisinya meninggalkan luka terbuka yang kemudian berangsur-angsur mengering dan menutup dengan sendirinya. Ketiga, proses kistik yang ditandai dengan nodul padat yang berubah menjadi kista cair (nekrosis) dengan volume yang cenderung membesar tetapi melunak/mencair.(Rel)
 

 

Tags
beritaTerkait
Dokter dan Perawat RS Adam Malik Peringati Hari Kanker Anak Bersama Pasien
Pj Gubernur Sumut Harapkan Pusat Onkologi RSUPHAM Akan Bantu Tingkatkan Layanan Penyembuhan Kanker
Walikota Medan Dampingi Wamenkes Groundbreaking Oncology Center Building Adam Malik Hospital
RS Adam Malik Bangun Gedung Pusat Onkologi Terpadu untuk Layanan Kanker
Pemprov Sumut Raih Penghargaan dari Kementerian Kesehatan RI
Hari Kanker Anak Sedunia, Tenaga Kesehatan RS Adam Malik Bergembira Bersama Pasien
komentar
beritaTerbaru
hit tracker