Beritasumut.com - Hingga saat ini, kasus kekerasan, diskriminasi, stigmatisasi, hingga perdagangan orang masih mengancam perempuan Indonesia, khususnya mereka yang berprofesi di bidang kelautan dan perikanan. Menindaklanjuti hal ini, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga mengajak seluruh pihak untuk bersinergi melindungi dan memastikan terpenuhinya hak-hak perempuan pelaut serta mendukung kiprah mereka dalam membangun Indonesia maju.
“Berdasarkan data Kementerian Perhubungan pada 2019, ada sebanyak 18.572 pelaut perempuan di Indonesia dalam berbagai jabatan, tingkat pendidikan, serta status aktif dan non aktif berlayar. Perempuan yang berprofesi di bidang kelautan dan perikanan merupakan kekuatan yang berpotensi besar memajukan perekonomian bangsa. Mengingat Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan potensi maritim yang luar biasa,†ungkap Menteri Bintang dalam Webinar Nasional “Stop Pelecehan dan Kekerasan pada Perempuan Pelaut di Atas Kapal†yang dilaksanakan untuk memperingati Hari Perempuan Internasional, dilansir dari Kemenpppa.go.id, Selasa (23/03/2021).
Baca Juga : Kesetaraan Gender di Lingkungan Kerja, Menteri Bintang Ajak Masyarakat Bangun Kesadaran Bagi Sesama
Namun sayangnya, hingga saat ini masih banyak pelaut perempuan yang mendapat stigma bahwa perempuan sebaiknya hanya bekerja di ranah domestik. “Stigma ini seringkali membuat perusahaan pelayaran enggan mempekerjakan perempuan pelaut. Tidak hanya itu, pada saat bekerja, perempuan pelaut juga lebih rentan mengalami kekerasan dan perlakuan salah lainnya, bahkan menjadi korban dari modus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO),†tambah Menteri Bintang.