Peristiwa

Gubsu Edy Rahmayadi Ingatkan Jangan Main Mata Soal Menjaga Hutan



Gubsu Edy Rahmayadi Ingatkan Jangan Main Mata Soal Menjaga Hutan
beritasumut.com/BS03

beritasumut.com - Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi mengukuhkan Pengurus Kelompok Kerja (Pokja) Percepatan Perhutanan Sosial Provinsi periode 2021-2023 di Hotel Grandhika Medan, Selasa (02/11/2021) sore. Para pengurus diminta agar bekerja dengan baik dan benar demi menjaga hutan dengan tidak menyalahgunakan peran, demi keberlangsungan hidup anak cucu di masa depan.

Hadir di antaranya Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi, Keuangan, Pembangunan, Aset, dan SDA Agus Tripriyono dan pengurus Pokja Pokja Percepatan Perhutanan Sosial Provinsi Sumut dikukuhkan, di antaranya Kepala Dinas Kehutanan Sumut Herianto sebagai Ketua, dan Kepala Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Sumut Apri Dwi sebagai Sekretaris Pokja.

Keberadaan hutan di Sumut, kata Gubernur, perlu mendapat perhatian dari seluruh kalangan masyarakat, terutama pemerintah yang dalam hal ini para pejabat, serta aparatur yang membidangi kehutanan. Karena itu, kehadiran Pokja Percepatan Perhutanan Sosial dianggap penting guna menjaga kondisi hutan, sekaligus sebagai pembina bagi warga untuk bisa memanfaatkan hasil hutan untuk kemaslahatan bersama, tanpa merusak atau menghilangkannya.

“Kita sebagai makhluk hidup membutuhkan hutan. Dan hutan kita yang ada ini, bukan hanya kita yang punya (penjaga oksigen bumi). Sehingga begitu ketatnya organisasi dibuat untuk bisa menjaga hutan. Di negara lain, mereka sudah tahu bahwa tidak boleh kita merusak hutan. Jadi, organisasi ini pun (Pokja) penting agar orang tidak mudah merusak hutan,” jelas Edy Rahmayadi.

Edy pun mengaku sebagai mantan Prajurit TNI, dirinya dahulu sering bertugas di kawasan hutan. Karenanya ia memahami betul, bagaimana seharusnya hutan itu diperlakukan. Mengingat selain tumbuhan, juga ada satwa di dalamnya yang hidup dan bergantung pada alam. Termasuk penduduk sekitar yang memperoleh manfaat hasil hutan bukan kayu.

Termasuk seperti kawasan pariwisata, jangan sampai masyarakat dirugikan (dengan kerusakan hutan). Apalagi bukan tidak mungkin, ada yang ‘main mata’ dan membiarkan kerusakan hutan terjadi. Karena itu mari kita berbuat dan bekerja dengan benar. Demi anak cucu kita nanti,” jelasnya.


Tag: