Jumat, 14 November 2025

Perkuat Praktik Industri Hijau, UPER Gelar Green Chemistry for Industrial Excellence 2025

Rabu, 22 Oktober 2025 13:45 WIB
Perkuat Praktik Industri Hijau, UPER Gelar Green Chemistry for Industrial Excellence 2025
BERITASUMUT.COM/IST
Foto bersama seluruh peserta kegiatan GGINP yang terdiri dari pelaku industri, pemerintah serta akademisi.
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp beritasumut.com
+ Gabung

beritasumut.com- Dalam upaya mencapai ekonomi hijau dan Net Zero Emission 2060, Indonesia perlu menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan pengurangan emisi. Sektor industri menjadi motor utama ekonomi dengan kontribusi 18,67% terhadap PDB (BPS, 2023), namun juga menyumbang 36% emisi karbon nasional (IEA, 2024) dan lebih dari 60% limbah B3 (KLHK, 2025). Kondisi ini menegaskan urgensi penerapan praktik industri hijau untuk menekan emisi tanpa menurunkan produktivitas.

Menjawab tantangan tersebut, Universitas Pertamina (UPER) melalui Global GreenChem Innovation and Network Programme (GGINP) menyelenggarakan Green Chemistry for Industrial Excellence (GCIE) 2025 sebagai langkah konkret memperkuat praktik industri hijau dan inovasi berkelanjutan.

Kegiatan ini menjadi ruang kolaboratif antara pelaku industri, pemerintah, dan akademis untuk mempercepat penerapan green chemistry, efisiensi sumber daya, serta teknologi rendah karbon. Melalui inisiatif ini, UPER menegaskan perannya sebagai lembaga pendidikan yang tidak hanya berfokus pada pengajaran, tetapi juga berkontribusi langsung terhadap solusi nyata bagi transformasi industri menuju ekonomi hijau di Indonesia.

Baca Juga:

Komitmen terhadap transformasi tersebut turut ditegaskan oleh Dr. Sri Bimo Pratomo, S.T., M.Eng., Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Kementerian Perindustrian.

"Transformasi industri berkelanjutan kini menjadi urgensi nasional untuk mendukung tercapainya target pembangunan berkelanjutan. GGINP bukan sekadar forum pertukaran teknologi dan inovasi, tetapi juga langkah strategis untuk mendorong industri nasional menjadi lebih bertanggung jawab, tangguh, dan kompetitif secara global dengan memperkuat kebijakan carbon neutral dan penerapan green chemistry sebagai fondasi industri masa depan," terangnya dalam keterangan tertulis Rabu (22/10/2025).

Baca Juga:

Sementara itu, Erik Teguh Primiantoro, S.Hut., M.E.S., Staf Ahli Bidang Diplomasi Lingkungan KLHK, menekankan bahwa prinsip kimia hijau dapat menjadi reformasi menuju industri yang berkelanjutan dan inklusif.

"Peralihan metode konvensional menuju berkelanjutan efektif terhadap berbagai sisi. Penerapan kimia hijau dalam aktivitas industri dapat berupa efisiensi dalam penggunaan sumber daya alam, pengelolaan limbah yang benar, hingga mampu meningkatkan pendapatan industri," jelas Erik.

Laporan United Nations Industrial Development Organization (UNIDO, 2023) menunjukkan bahwa penerapan prinsip kimia hijau mampu menurunkan konsumsi energi hingga 30% dan emisi karbon hingga 40%. Sementara menurut World Bank (2023) dalam Green Industry and Circular Economy Outlook, industri yang mengadopsi praktik kimia hijau mencatat peningkatan Return on Investment (ROI) sebesar 10–20% dalam tiga hingga lima tahun.

Temuan tersebut membuktikan bahwa keberlanjutan bukan sekadar isu lingkungan, tetapi juga strategi bisnis jangka panjang yang menguntungkan bagi industri nasional. Kegiatan GCIE 2025 diikuti lebih dari 50 peserta lintas sektor, termasuk pelaku industri, pemerintah dan kementerian, akademisi serta pegiat lingkungan.

Tags
beritaTerkait
Lulusan Kampus Energi Didorong Jadi Penggerak Transisi Energi
UPER Hadirkan Urban Farming yang Ramah Lingkungan
Tekankan Pentingnya Employability Skill, UPER Dorong Sinergi Akademisi-Industri
Universitas Pertamina Soroti Kolaborasi untuk Ketahanan Global di ICONIC-RS 2025
Universitas Pertamina Bahas Risiko Iklim dan Transisi Energi di ICONIC-RS 2025
Sistem Sanitasi Barengkok, Mahasiswa UPER Sediakan Air Bersih bagi 150 Rumah Tangga
komentar
beritaTerbaru
hit tracker