beritasumut.com - Persoalan kemiskinan, kesiapan pangan, banjir dan pengungsi Rohingya menjadi sejumlah poin masukan yang disampaikan Wali Kota Medan Bobby Nasution dalam diskusi dengan Komite I Dewan Pimpinan Daerah (DPD) RI yang melakukan kunjungan kerja (Kunker) di Aula Tengku Rizal Nurdin Jalan Sudirman Medan, Senin (3/2).
Dikatakan Bobby Nasution, persoalan kemiskinan di perkotaan lebih tinggi dari pedesaan. Melihat dari pengetasan kemiskinan yang dilakukan, jelasnya, banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kemiskinan. Salah satunya, ungkapnya, tingginya pengeluaran setiap bulannya, terutama dalam pemenuhan kebutuhan pangan.
Berdasarkan data dari Bank Indonesia, kata Bobby Nasution, 60% lebih inflasi di Sumatera Utara dipengaruhi inflasi di Kota Medan. “Inflasi sektor pangan di Kota Medan tinggi, maka bisa dipastikan inflasi di Sumut juga tinggi. Begitu juga jika terjadi deflasi di Kota Medan, kemungkinan besar deflasi di Sumut juga tinggi,” kata Bobby Nasution.
Dihadapan Pj Gubsu Agus Fatoni, Wakil Ketua Komite I DPD RI Carel Simon Petrus Suebu, anggota DPD RI Dapil Sumut I Penrad Siagian serta seluruh anggota Komisi I DPD RI, Bobby Nasution selanjutnya mengungkapkan, pangan menjadi salah satu pemicu tertinggi terjadinya inflasi. Sebab, bilangnya, Kota Medan bukan daerah penghasil pangan dan daerah pertaniannya hanya di bawah 1%.
Terkait itu, terang Bobby Nasution, pasokan pangan di Kota Medan tergantung kota aglomerasi yakni Mebidangro (Medan, Binjai, Deliserdang dan Tanah Karo). “Pasokan pangan di Kota Medan sering terganggu ketika di daerah lain di sekitar Provinsi Sumut harga di sana lebih bagus, maka para petani kita akan mengirimkan hasil pertaniannya ke sana sehingga kebutuhan suplai kita untuk masyarakat Kota Medan terkadang jadi susah terpenuhi dan harga pun menjadi naik,” ungkapnya.
Sekaitan itulah Bobby Nasution berharap adanya kepastian pangan di daerah perkotaan. Hal ini, imbuhnya, sesuai dengan yang disampaikan Presiden Prabowo Subianto tentang kemandirian pangan. “Di daerah perkotaan bukan bicara tentang bagaimana produktivitas pertaniannya, tapi bagaimana kepastian suplai di daerah perkotaan harus benar-benar bisa diutamakan,” jelasnya.