Beritasumut.com-Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir diminta membubarkan BUMN yang merugi. Hal ini ditegaskan Anggota Komisi VI DPR RI asal Langkat, Rudi Hartono Bangun SE MAP menangapi keputusan Meneg BUMN yang akan membubarkan 7 BUMN yang sudah lama beroperasi dan selalu merugi terus hingga terbebani hutang.
"Jangan pakai lama bubarkan BUMN merugi," kata Rudi Hartono Bangun yang juga Anggota Fraksi Nasdem, melalui keterangan tertulisnya, Rabu (23/3/2022).
Rudi menilai keputusan untuk membubarkan BUMN yang merugi merupakan keputusan yang sudah tepat, sehingga tidak menjadi beban dan menggerogoti uang negara.Wakil rakyat dari daerah pemilihan Sumatera Utara III ini mencontohkan BUMN Merpati, di mana negara harus menggeluarkan dana sebesar Rp 7.2 triliun untuk menghidupkan lagi."Untuk apa lagi itu? Itu sama saja membobol uang rakyat untuk menutupi BUMN hidup tapi mati, sebab hanya membayar gaji direksi," jelas Rudi.
Baca Juga : Walikota Medan Bobby Nasution Dorong Penggunaan Teknologi Digital
Begitupun dengan industri gelas, kata Rudi, BUMN yang masih hidup, tapi statusnya mati sebab beroperasi tapi masih bayar gaji direksi dan karyawan."Enak benar nih direksinya kalau dibiarkan terus. Ndak kerja tetapi tetap bergaji, negara yang bayar. Jadi memang diperlukan tindakan tegas dalam membubarkan BUMN ini, jangan ada keraguan Pak Erik, Meneg BUMN untuk membubarkannya. Sebab, makin lama dibubarkan makin banyak uang negara habis," tegas Rudi.
Sebelumnya, pada Kamis (17/03/2022) lalu, Menteri Erick Thohir memutuskan untuk membubarkan 3 perusahaan milik negara, yakni PT Kertas Kraft Aceh (Persero), PT Industri Gelas (Persero) atau Iglas dan PT Industri Sandang Nusantara (Persero).Selain ketiga badan usaha tersebut, Kementerian BUMN berencana bakal menutup 4 perusahaan pelat merah lainnya.
Keempat perusahaan BUMN lainnya yang akan dibubarkan Kementerian BUMN antara lain Merpati Nusantara Airlines, Istaka Karya, PT Kertas Leces dan PT Pembiayaan Armada Niaga Nasional (PANN).(BS02)