Peristiwa

Update Longsor Pangalengan: 4 Tewas 9 Luka 9 Masih Dicari



Update Longsor Pangalengan: 4 Tewas 9 Luka 9 Masih Dicari
Sutopo Purwo Nugroho
DD, PKPU dan RZ ikut apel sebelum evakuasi korban longsor di Pangalengan, Bandung.

Beritasumut.com - Pencarian korban longsor di Kampung Cibitung RW 15, Desa Margamukti, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada Selasa (5/5/2015) pukul 14.38 WIB terus dilakukan. 

Hingga Rabu (6/5/2015) pagi, empat korban tewas telah ditemukan yaitu Iran (55), Dating (60), Pardi (70), dan Naela (1,5).

Demikian disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulisnya, Rabu (6/5/2015).

Dijelaskan, satu orang luka berat bernama Rukman dirawat di RS Al Iksan sedangkan 8 orang luka ringan sudah pulang ke rumah atau kerabatnya. Diperkirakan sembilan orang masih tertimbun longsor.

Sebanyak 123 orang mengungsi di balai desa dan di rumah saudaranya karena takut adanya longsor susulan. Kerugian material lain adalah delapan rumah tertimbun longsor dan pipa gas putus.

Masih menurut Sutopo, gejala longsor ini sesungguhnya sudah diperiksa oleh Tim Gerakan Tanah, PVMBG, Badan Geologi, pada 2 Mei 2015 atas permintaan BPBD Kabupaten Bandung. 

Hasil pemeriksaan lapangan menunjukkan kemiringan lereng terjal dan tanah pelapukan breksi vulkanik cukup tebal. Terlihat retakan dan nendatan sedalam 2,5 m, sepanjang 500 m. 

Longsoran mengancam satu kampung yang terdiri atas 52 KK (200 jiwa) dan mengancam pipa panas bumi Star Energy sepanjang 500 m. 

Rekomendasi yang telah disampaikan yaitu kepada Star Energy untuk memindahkan jalur pipa karena gerakan tanah terus berlangsung dan kepada BPBD untuk melakukan evakuasi penduduk kampung mengingat curah hujan masih berlangsung.

"Kejadian longsor seringkali ada ketidakpastian. Meskipun sudah ada retakan dan rayapan, tidak seketika langsung terjadi longsor. Seringkali butuh waktu yang lama untuk terjadi longsor. Hal inilah yang sering menyebabkan masyarakat tidak mau dievakuasi karena tidak yakin dengan ancamannya dan alasan faktor-faktor sosial dan ekonominya," pungkas Sutopo. (BS-001)


Tag: