Peristiwa

Tenun Ulos Ramah Lingkungan dari Kabupaten Dairi Tampil di Belgia



Tenun Ulos Ramah Lingkungan dari Kabupaten Dairi Tampil di Belgia
BERITASUMUT.COM/IST
Beritasumut.com-Mengambil tempat di Antoon Van Dijk Brasserie, Stadsfeestzzal sebuah mall mewah di Antwerp, Belgia, Eco Fashion Indonesia, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara (Sumut) menggelar serangkaian rancangan Merdi Sihombing dalam koleksi bertajuk Silahi yang dibuka langsung oleh Duta Besar Indonesia untuk Belgia Yuri Octavian Thamrin.

 

Dilansir dari laman dairikab.go.id, Minggu (13/10/2019), Silahi adalah koleksi yang terlahir dari program pengembangan komunitas perempuan di Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi, Indonesia, sebuah proyek kolaborasi antara Merdi Sihombing dan Eco Fashion Indonesia, dengan Dekranasda Kabupaten Dairi dan didukung oleh PT Inalum. Motif koleks SILAHI terinspirasi dari kain warisan budaya marga Silalahi di Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi Sumatra Utara.

 

“Membawa hasil tenun ulos ramah lingkungan dari Dairi ke Eco Belgia bagi kami ibarat mengetuk pintu. Kami ingin memperkenalkan potensi yang kita miliki dengan harapan desainer Belgia khususnya dan Eropa umumnya akan tertarik untuk memakai hasil tenunan Dairi. Kolaborasi kami dengan Merdi Sihombing telah menghasilkan kain-kain ulos dengan pewarna alam yang didapat dari tumbuh-tumbuhan yang ada di daerah tersebut, yaitu Silahisabungan." 

 

"Harapannya ke depan kain-kain ulos cantik ramah lingkungan ini bisa juga dijadikan bahan dalam rancangan busana desainer mancanegara. Dan yang paling penting adalah program pengembangan ulos Silahisabungan ini adalah gerakan ‘women empowerment’ yang membawa manfaat penting untuk membina perempuan agar mandiri secara ekonomi. Mengingat bahwa mereka juga punya kapasitas untuk berperan dalam memberikan manfaat ekonomi, baik bagi keluarga maupun sosial," papar Ketua Dekranasda Dairi, Romy Mariani Eddy Berutu.

 

Setelah ditampilkan di Belgia, tenun Ulos Silalahi dengan desain khusus, menurut Romy Mariani rencananya bisa dipakai sebagai seragam pegawai negeri, yang dikenakan satu kali dalam seminggu. “Para penenun juga akan persiapkan untuk membuat runner, hanging dan aneka souvenir lainnya sebagai penunjang program pariwisata. Ke depan diharapkan terus terjadi kerjasama yang menguntungkan kedua belah pihak".

 

"Para designer akan mempunyai koleksi unik dan indah dengan menggunakan Tenun Dairi, sementara untuk penenun Dairi tentunya bisa mendapatkan peningkatan pendapatan dari hasil tenun mereka, yang dengan sendirinya meningkatkan pendapatkan Kabupaten Dairi dari UMKM dan sektor ekonomi kreatif," jelasnya.

 

Merdi Sihombing selaku CEO dari Eco Fashion Indonesia, memaparkan koleksi Silahi yang ditampilkan di Belgia memiliki potensi untuk mendunia bukan hanya karena diproses dengan menggunakan pewarna alam yang ramah lingkungan, tetapi dikerjakan oleh para penenun perempuan.

 

“Perempuan dan Ibu Rumah Tangga berperan paling besar dalam benteng pertahanan kebudayaan Indonesia. Profesi penenun atau penganyam, dua hal yang sangat membutuhkan ketekunan dan ketelitian, dijalani sebagian besar oleh perempuan dan Ibu Rumah Tangga di seluruh Indonesia, sebagai sumber mata pencaharian utama maupun tambahan untuk keluarganya.Perempuan dilahirkan dengan kelebihan untuk menjadi jauh lebih sabar dan teliti dibandingkan pria, serta kemampuan untuk melakukan banyak hal dalam waktu bersamaan atau multitasking, semua hal tersebut sangat dibutuhkan oleh seorang penenun dan penganyam," jelas Merdi Sihombing.

 

Seperti diketahui, Eco Fashion Week Indonesia 2018 pertama kali digelar di Gedung Stovia, Jakarta pada 2018 silam. Eco Fashion Indonesia yang diinisiasi oleh Merdi Sihombing, Rita Darwis dan Myra Suraryo berkomitmen untuk melestarikan budaya nasional, melindungi masyarakat adat Indonesia dan memulai satu gerakan terpadu yang mewakili semua hal eco, etis, dan hijau serta bertujuan untuk mengadvokasi prinsip-prinsip fashion berkelanjutan di Indonesia.(BS09)

 


Tag: