Kemudian, Presiden Jokowi juga menekankan pentingnya penggunaan dan belanja produk dalam negeri yang telah diatur oleh pemerintah sejak tahun kemarin. Bahkan, Presiden menjelaskan bahwa Amerika Serikat baru menerapkan kebijakan tersebut pada Januari tahun ini.
“Amerika juga telah, baru saja memberlakukan di bulan Januari 2023 yang lalu untuk penggunaan produk dalam negeri dan kita sudah satu tahun di depan, sudah melakukan sehingga kita ini sekarang menjadi trendsetter bukan menjadi follower,†ucap Presiden.
Sementara terkait investasi, Presiden juga menyampaikan bahwa 53 persen investasi di Indonesia saat ini sudah berada di luar Pulau Jawa, dari yang sebelumnya hanya 30 persen. Untuk itu, menurutnya, menjadi pengusaha besar tidak harus di Jakarta karena investasi di luar Pulau Jawa sudah lebih besar.
“Buat kantornya juga harusnya di luar Jawa. Semuanya jangan ngumpul di Jawa karena PDB [Produk Domestik Bruto] ekonomi di Jawa ini sudah terlalu besar, 58 persen dari total PDB nasional, sehingga pemerataan itu akan terjadi,†ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, Presiden Jokowi mengapresiasi HIPMI yang dapat mengakomodasi anggota yang berasal dari Sabang sampai Merauke.
“Ya inilah negara kita. Ini negara besar, sekali lagi ini negara besar. Jadi kalau kepengurusan 239 itu masih sangat wajar,†tambahnya.
Kepala Negara juga mengatakan bahwa setelah melewati pandemi COVID-19 selama kurang lebih tiga tahun, masyarakat perlu mengambil pelajaran dan hikmah agar dapat membenahi dan memperbaiki kekurangan. Salah satu kunci keberhasilannya, lanjutnya, adalah kolaborasi yang kuat.
“Kuncinya ada di situ kenapa pandemi kita bisa selesaikan dengan baik. Saya ingat TNI-Polri semuanya bergerak, seluruh organisasi pengusaha semuanya bergerak,†terangnya.