Beritasumut.com-Tim Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) menyalurkan bantuan pemenuhan kebutuhan spesifik perempuan dan anak bagi korban banjir di Kalimantan Selatan. Penyerahan paket bantuan tersebut bersinergi dengan beberapa Kementerian/Lembaga yang berada di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK).
Sekretaris Kemen PPPA, Pribudiarta Nur Sitepu, dilansir dari Kemenpppa.go.id, Minggu (24/01/2021) mengatakan bantuan ini merupakan hasil sinergi bersama Kementerian/Lembaga di bawah koordinasi Kemenko PMK bagi warga terdampak banjir di Provinsi Kalimantan Selatan.
"Kami bersinergi dengan Kemenko PMK, Kementerian Dalam Negeri, dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinas PPPA) Provinsi Kalimantan Selatan. Peran Kemen PPPA sesuai tugas dan fungsinya, yaitu memberikan paket pemenuhan kebutuhan spesifik perempuan dan anak," ujarnya.
Menurut Sekertaris Kemen PPPA, sejauh ini, bantuan bahan makanan pokok dari pemerintah sudah cukup memadai. "Namun bantuan spesifik untuk perempuan dan anak masih sangat minim dan sangat dibutuhkan oleh warga terdampak banjir,†lanjutnya.
Adapun paket pemenuhan kebutuhan spesifik perempuan yang diberikan Kemen PPPA sejumlah 200 paket. "Tiap paket berisi 1 (satu) set mukena, 1 (satu) pak pembalut, dan 5 buah masker. Sementara itu, paket pemenuhan kebutuhan spesifik anak sebanyak 400 paket untuk anak dan 175 untuk balita, tiap paket berisi masker dan kaos (untuk anak), minyak telon, biskuit bayi, dan diapers (untuk balita)," terangnya.
Selain paket pemenuhan kebutuhan spesifik, Kemen PPPA melalui Dinas PPPA Provinsi Kalimantan Selatan juga memberikan dukungan psikologi awal untuk para penyintas banjir yang dilakukan dengan menggandeng beberapa pihak, diantaranya Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) Wasaka, Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI), Tim Psikolog dari Universitas Lambung Mangkurat, UIN Antasari, Universitas Muhammadiyah Banjarmasin, dan para relawan.
Dijelaskannya, Tim psikolog ini menyebar di banyak daerah, diantaranya lokasi pengungsian Sungai Tabuk, Pesayangan Selatan, Cindai Alus, Masjid Al-Karomah, dan gedung pramuka. Proses pendataan untuk mendapatkan data terpilah perempuan dan anak dengan kondisi spesifik, seperti ibu hamil, bayi menyusui ataupun yang sedang dalam kondisi isolasi mandiri masih terus dilakukan, mengingat bencana banjir ini melanda 11 (sebelas) kabupaten dan kota di Kalimantan Selatan.
"Posko khusus perempuan dan anak belum dapat didirikan, mengingat belum terdapat lokasi yang layak karena rata-rata semua wilayah terdampak masih digenangi air," tandas Pribudiarta. (BS09)