"Data Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kemkominfo menyatakan tahun 2017 ada hampir sebanyak 800ribu hoax tersebar luas ke masyarakat. Sebagian besar isinya adalah berita palsu atau opini perseorangan yang dikemas dengan rapi untuk menggiring opini publik. Karena itulah, agar hate speech dan hoax tidak merajalela, maka langkah yang harus diambil adalah dengan melakukan pendidikan literasi media kepada masyarakat," sebut Zain Noval, dilansir dari Pemkomedan.go.id, Kamis (26/09/2019).
Hal ini, sambung Zain Noval, sangat penting dilakukan agar masyarakat mampu memilih dan memilah mana informasi yang mengandung nilai kebenaran berdasarkan atas fakta. "Hate speech atau informasi hoax ini hanya berupa opini yang disetting sedemikian rupa sehingga menyerupai fakta. Jika tingkat literasi media di kalangan masyarakat sudah meningkat, maka sedahsyat apapun informasi hate speech dan hoax yang ditiupkan hanya akan dianggap angin lalu oleh masyarakat. Selain itu peran media massa juga sangat penting sebagai pihak yang mampu melakukan verifikasi demi objektivitas dan validitas sebuah informasi," paparnya.
Laporan kegiatan yang disampaikan oleh Ka Bidang Persandian Arfan Harahap SSos, menjelaskan tujuan diselenggarakanya FGD ini ialah untuk memberikan pengetahuan dan saling berkoordinasi mengenai pentingnya patroli siber guna mencegah dan memproteksi jaringan online dari konten negatif. "Selain itu kita juga ingin memberikan pengetahuan bagaimana penanganan ujaran kebencian dan penyebaran informasi palsu dalam media sosial," katanya.
Adapun peserta yang mengikuti FGD ini merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN) dilingkungan Pemko Medan dan admin yang mengoprasikan Media Sosial di masing-masing OPD dilingkungan Pemko Medan. Dalam FGD ini juga menghadirkan narasumber diantaranya Sri Susanto SE MSi dan Joko Purwanto STrMp dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Republik Indonesia, dan Hatta Ridho SSos MSP yang merupakan Dosen USU. (Rel)
Tag:
Peristiwa
Peristiwa
Peristiwa
Peristiwa
Peristiwa
Ekonomi