Sementara itu dokter penanggungjawab ruangan dr Tiangsa Sembiring, SpA(K) menyampaikan, selama sekitar 3 minggu di ruangan PICU dan di kamar VIP, perkembangan tubuh kedua bayi cepat. Fahira berat badannya 6,5 kg, sudah bisa berdiri, lompat lompat, begitupun Sahira berat badannya 4,5 jadi 5 kg."Sahira baru bisa telungkup dan berbalik. Ini karena kelainan jantungnya. Tapi, akan berangsur baik," jelasnya.
Sekretaris tim dokter bayi kembar siam dr Rizky Ardiansyah menambahkan, Sahira masih mengonsumsi obat-obatan karena masih adanya masalah di saluran jantungnya. "Jantungnya yang bocor belum bisa ditutup sempurna takut pengaruh ke paru parunya. Sisa jantung yang bocor, tetap kita pantau menunggu berat badannya 8 kg baru akan ditutup," katanya.
Dijelaskannya, penutupan dilakukan tanpa operasi yaitu melalui kateterisasi. Bahkan, rumah sakit sudah melakukan kateterisasi terhadap 150 kasus. "Setidaknya pasca satu tahun pemisahanan dilakukan penutupan, sampai tekanan parunya turun dengan baik," katanya.
Sedangkan obat yang diberikan kepada Sahira untuk menurunkan tekanan paru yang tinggi. Namun, Rizky mengatakan, obatnya 1 tablet cukup mahal yang disediakan rumah sakit dan tidak dicover BPJS.
Kedua orangtua bayi Kadarusman Margolang (43) dan Agustina br Samosir (36) mengucapkan terimakasih kepada RSUPHAM yang telah berhasil memisahkan kedua anak mereka. Selanjutnya untuk sementara, sebelum kembali ke Asahan, mereka akan tinggal di Marelan di rumah kerabat Kadarusman.(BS07)
Tag:
Olahraga
Olahraga
Olahraga
Peristiwa
Peristiwa
Politik & Pemerintahan