Arskal menuturkan, benar bahwa ada tambahan untuk alokasi ke Mesir non beasiswa, alokasi Gontor beasiswa ke Mesir, dan alokasi beasiswa AMCI ke Maroko. “Untuk tujuan Mesir, ada tambahan peserta lulus seleksi non beasiswa sebanyak 152 orang. Selain itu, dari alokasi lulusan Pesantren Gontor juga ada tambahan 42 orang,” tuturnya.
Bersamaan dengan itu, lanjut Arskal, akan diumumkan juga peserta yang ikut lolos seleksi S1 di Maroko. Total ada 15 peserta yang dinyatakan lulus melalui beasiswa AMCI (Agence Marocaine de La Coopération Internationale) yang berada di bawah Kementerian Pendidikan Tinggi Maroko. “Untuk alokasi beasiswa ke Sudan masih menunggu jawaban dari Kedubes Sudan,” jelas Arskal.
Arskal menambahkan bahwa animo siswa Indonesia untuk melanjutkan studi ke Timur Tengah sangat tinggi. Meski beasiswa dari Al Azhar Cairo melalui Kementerian Agama hanya 20 orang, namun peminat kuliah di Al Azhar sangat banyak, meski harus biaya sendiri. “Ini terlihat dari jumlah peserta yang mendaftar ke Al Azhar lebih lima ribu orang, dari total pendaftar. Ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu yang berjumlah lima ribuan,” jelasnya.
Kepala Subdit Kelembagaan dan Kerjasama Agus Sholeh menjelaskan, tahun ini ada permintaan dari KBRI Kairo dan Al Azhar Kairo agar calon mahasiswa dari Indonesia ditingkatkan kemampuan Bahasa Arabnya. Untuk itu, Kementerian Agama meningkatkan standar kelulusan dalam tes ini. “Kalau tahun lalu Kementerian Agama menentukan standar kelulusan minimal rata-rata 6.5, tahun ini standarnya adalah 7.00. Tahun depan, kita juga akan tingkatkan standar kelulusannya menjadi 8.00,” sambungnya.
Menurut Agus, Kementerian Agama berharap siswa yang melanjutkan belajar di Al Azhar Cairo dan perguruan tinggi di Timur Tengah lainnya mempunyai kemampuan Bahasa Arab yang bagus dan juga hafal Alquran. “Kita tidak mau lagi ada yang terjun bebas dan kemudian mengalami banyak masalah di Mesir,” tandasnya. (BS02)
Tag:
Peristiwa
Politik & Pemerintahan
Peristiwa
Peristiwa
Kesehatan
Peristiwa