“Bahasa asing di ruang publik dianggap sesuatu yang biasa-biasa saja. Namun, lama-kelamaan rasa nasionalisme kita bisa terputus. Padahal kita mengetahui bahasa kita merupakan salah satu elemen dari Sabang sampai Merauke, yaitu sebagai jembatannya adalah bahasa Indonesia,” pungkas Dadang.(BS02)