beritasumut.com - Pelatih ganda putri Eng Hian menyebut Olimpiade Paris 2024 lebih berat tantangannya daripada saat Tokyo 2020. Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti yang menjalani persiapan tak normal.
"Lebih besar sekarang (tantangannya). Kalau 2020 semua negara tidak ada pilihan mengalami hal yang sama (COVID-19)," ujarnya.
"Kalau ini, dari 16 pasang hanya Apri/Fadia yang mengalami hal ini, yang lain menjalani persiapan secara normal," kata Eng Hian kepada pewarta di Pelatnas PBSI Cipayung.
Pernyataan pelatih yang pernah membawa Greysia Polii/Apriyani meraih medali emas Olimpiade 2020 boleh jadi dilatarbelakangi persiapan atletnya yang cukup terseok-seok menuju pesta olahraga terbesar sejagat raya empat tahunan tersebut.
Apri/Fadia tak bisa memaksimalkan diri karena Apri mengalami cedera betis kanan di Asian Games Oktober 2023. Padahal, perhitungan kualifikasi telah dimulai sejak Mei atau Piala Sudirman 2023.
Saat di Asian Games, Apri dan Fadia memutuskan retired di babak 16 nomor perorangan. Sejak itu, Apri melakukan berbagai perawatan untuk menyembuhkan cederanya tersebut. Sampai-sampai, pelatih, dokter, dan PBSI turut memilah turnamen-turnamen bulutangkis yang akan diikuti.
Dibandingkan ganda putri negara lain, keikutsertaan Apri/Fadia untuk turnamen BWF cukup minim mengingat kondisi Apri yang belum sepenuhnya 100 persen. Mereka beberapa kali ditarik mundur dari ajang yang telah didaftarkan.
Bahkan Mei 2024, Eng Hian sempat menjelaskan kondisi atletnya tersebut yang belum pulih optimal, sehingga masih terus diobservasi kemampuannya untuk bisa tampil di Olimpiade Paris 2024.
Tapi beberapa hari setelah pernyataan itu, PBSI melalui Kabid Binpres dan tim dokter menyebut Apri menjalani tes individu dan hasilnya baik, serta siap untuk kembali bertanding. Hal itu pun dibuktikan dengan mereka bermain di Singapore Open dan Indonesia Open 2024, meskipun hasilnya terhenti di perempatfinal dan 16 besar.