Seperti yang dialami oleh seorang pasien umum, Ahmad Murni (68) warga Medan. Dia mengaku cukup kecewa, karena saat dirinya datang ke rumah sakit ini dengan keluhan sakit pinggul dan kaki keram, dia harus berjalan keliling-keliling dari satu poli ke poli lainnya. Bahkan, kata dia, tak ada petunjuk jelas dari pegawai rumah sakit, dimana letak instalasi radiologi. Sehingga dia harus terus menahan sakit untuk mencapai instalasi itu yang berada di lantai dua. "Hari ini disuruh datang lagi (oleh dokter) untuk USG. Diminta minum banyak, tapi tak ada toilet terdekat yang bisa digunakan, semua toilet di gembok, dan ada juga yang rusak," ungkapnya kepada wartawan, Jumat (28/09/2018).
Selanjutnya, saat harus kembali ke poli, Ahmad mengatakan, dirinya harus mengantri bersama pasien lain, yang didominasi pasien BPJS Kesehatan. Namun lansia ini harus menunggu cukup lama karena status pasiennya hilang. Sebelumnya, walau punya kartu BPJS Kesehatan sebagai pensiunan, namun obat-obat yang selama ini diberikan Puskesmas tidak mengurangi sakitnya. Oleh saran anaknya, dia pun memutuskan utk berobat di RSUD dr Pirngadi Medan sebagai pasien umum. "Sudah dua bulan tidak sembuh-sembuh," ujarnya.
Tak hanya Ahmad, seorang pasien BPJS Kesehatan yang saat itu sedang berobat pun mengaku harus menunggu sekitar 1,5 jam karena status pasiennya tercecer. "Bagaimana mau bersaing kalau begini dengan rumah sakit swasta. Toilet saja cuma satu yang bisa dipakai. Petugas administrasi pun masih kurang senyum. Makin sakit kurasa kaki ini," tuturnya.
Terpisah, Direktur RSUD dr Pirngadi Medan, Suryadi Panjaitan yang dikonfirmasi berterima kasih atas informasi yang diterimanya. Sehinga kedepan dia berjanji akan memperbaiki pelayanan. "Kejadian ini akan dievaluasi," tandasnya. (BS04)
Tag:
Peristiwa
Peristiwa
Peristiwa
Kesehatan
Kesehatan
Politik & Pemerintahan