Kesehatan

Dinkes Sumut : Enam Kasus Kematian Akibat Rabies



Dinkes Sumut : Enam Kasus Kematian Akibat Rabies
beritasumut.com/ist

beritasumut.com - Dinas Kesehatan Provinsi Sumut menyampaikan, sepanjang tahun 2023 ini, yakni sejak Januari hingga Juni, mencatatkan sebanyak 3.888 kasus gigitan hewan penular rabies (GPHR) dengan 3.011 kasus yang mendapat Vaksin Anti Rabies (VAR).

Dari 3.888 Kasus GHPR tersebut, ada enam kasus kematian pada manusia karena rabies (Lyssa). Masing-masing di Simalungun dua orang, Toba satu orang, Pakpak Bharat satu orang, Tapanuli Utara satu orang dan Dairi satu orang.

Kepala Dinas Kesehatan Sumut dr Alwi Mujahit Hasibuan menegaskan jumlah 3.888 itu adalah kasus gigitan bukan kasus positif rabies. Dalam hal ini kasus gigitan yang disebabkan oleh hewan-hewan yang diduga dapat menularkan virus rabies seperti digigit anjing, kucing atau kera yang belum tentu semua kasus gigitan tersebut mengandung virus rabies.

"Alasannya karena bisa saja hewan-hewan tersebut sudah divaksin sehingga sudah terbentuk antibody terhadap virus rabies, sehingga tidak dapat menularkan virus rabies lagi ke manusia walaupun hewan-hewan tersebut sudah terlanjur menggigit manusia," katanya kepada wartawan, Minggu (16/07/2023).

Lebih lanjut dia menjelaskan kasus kematian yang terjadi biasanya diakibatkan terlambat mendapat penanganan di fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes). Menurutnya, sebagian masyarakat lebih memilih berobat tradisional dengan ramuan-ramuan tertentu yang dipercaya dapat mematikan virus rabies.

"Dan dapat kami pastikan tidak mendapatkan VAR," sebutnya.

Oleh karena itu, dia menyampaikan, salah satu hal paling krusial setelah digigit hewan penular rabies adalah langsung segera melakukan perawatan luka gigitan atau cakaran dengan mencuci luka dengan sabun di air mengalir selama 15 menit.

Ia menyimpulkan angka 3.888 itu adalah jumlah kumulatif kasus gigitan hewan-hewan yang diduga menjadi penular rabies dan bukan jumlah kasus positif rabies di Sumut.

"Artinya hanya ada enam kasus positif rabies yang dibuktikan. Ada yang dari pemeriksaan laboratorium spesimen otak anjing, di mana positif mengandung virus rabies dan dari gejala klinis yang dijumpai pada manusia yang terinfeksi virus rabies," pungkasnya.(BS06)


Tag: