Rijal menyebutkan, beberapa kajian ilmiah menyebutkan pendekatan yang saling melengkapi dengan PMT berbahan lokal untuk mencegah stunting antara lain Kajian Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan MS (Guru Besar Pangan dan Gizi IPB) pada 1.600 balita di Sumba dengan intervensi susu dan telur selama tiga sampai enam bulan maka ditemukan anak berat badan sangat kurang turun dari 42,1% menjadi 4,2 %. Selanjutnya ditemukan juga anak gizi baik naik dari 13,6% menjadi 68%.
Kemudian penelitian Nita Dwi Astikasari dan Wa Ode Sitti Apri Harliyanti menemukan bahwa Ibu hamil yang mengkonsumsi susu ibu hamil memiliki ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) dan Berat Badan yang lebih besar dari ibu yang tidak mengkonsumsi susu ibu hamil.
Selanjutnya penelitian Sri Sumarni menyatakan terdapat peningkatan kadar hemoglobin ibu hamil setelah pemberian susu ibu hamil maupun setelah pemberian tablet Fe dan terdapat perbedaan kadar hemoglobin antara ibu hamil yang diberi susu dan ibu hamil yang diberi tablet Fe.
Lebih jauh, tambahnya, bila dilihat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: HK.01.07/MENKES/1928/2022 Tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Stunting pada bagian Pencegahan Primer (Promotif) disebutkan pencegahan dapat dilakukan pada saat Posyandu dengan mengupayakan PMT yang mengandung protein hewani, seperti telur, ayam, ikan, daging, susu dan produk olahan susu.
"Oleh karena itu semua, maka Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara melakukan pergeseran anggaran belanja penambah daya tahan tubuh, di mana didalam rincian kegiatan semula belanja PMT lokal menjadi diantaranya belanja susu balita untuk usia diatas tiga tahun dan susu ibu hamil,” pungkasnya.(BS04)