Kondisi bayi itu, lanjut Guslihan, saat ini menangisnya kuat, gerakannya aktif dan menghisap juga kuat. Toleransi minum keduanya baik, meski awalnya meminum susu formula, saat ini sudah diberikan ASI sebanyak 25 sampai 30 cc setiap dua jam dan diberikan melalui mulut.
"Hari ini ditingkatkan menjadi 30 sampai 35 cc setiap 2 jam melalui mulut," ujarnya.
Begitu juga dengan kondisi lainnya secara klinis. Guslihan menerangkan, seperti sistem pernafasan, jantung dan saluran cerna serta temperaturnya dalam kondisi stabil. Tali pusat sudah puput, buang air kecil dan besar normal dan hasil pemeriksaan darah rutin juga normal.
"Pemeriksaaan kultur darah, tidak ada ditemukan pertumbuhan kuman. Pengobatan yang diberikan masih bersifat suportif. Kita masih menjaga agar suhu tubuhnya dalam infant warmer atau menjaga suhu tubuhnya tetap normal. Juga kita tetap menjaga keseimbangan cairan tubuhnya dan merawat sekitar tali pusat," jelasnya.
Sementara itu, untuk bayi dua kepala yang berumur 8 hari, sebut Guslihan, panjangnya saat ini mencapai 50 cm dan berat 3710 gram. Bayi ini mengalami kenaikan bobot sebesar 210 gram dari saat lahir yang hanya seberat 3500 gram.
Namun kondisinya gerakannya kurang aktif, kemampuan menghisapnya lemas dan adanya sesak nafas yang disebabkan kelainan jantung.
"Denyut jantungnya stabil, tali pusat tampak kering dan luka bekas operasi di anus cukup baik. Buang air besar dan kecilnya normal," sebutnya.
Untuk pengobatan, sambung Guslihan, masih bersifat suportif, menjaga suhu tubuhnya tetap normal dan masih diberikan terapi oksigen melalui hidung. Menjaga keseimbangan cairan tubuh, diet diberikan melalui infus dan melalui pipa lambung sebanyak 2 sampai 3 cc tiap 2 jam serta pemberian antibiotik.
Sedangkan, penyebab terjadi bayi kembar siam, Prof Guslihan mengatakan, 60 sampai 70 persen tidak diketahui penyebabnya dan perbandingan kasusnya 1 banding 200 ribu.
"Ada kegagalan pemisahan bayi kembar tapi gagal berpisah. Banyak faktor penyebabnya tapi belum diketahui," katanya.
Mengenai bayi dua kepala, lanjutnya, memiliki dua jantung. 1 jantungnya normal dan 1 jantung ada kelainan kompleks. "Ini yang dijaga," ujarnya seraya mengatakan, sejak 2003, ada sekitar 13 bayi kembar siam yang masuk ke RS Adam Malik.
Sementara itu Sekretaris tim dokter yang menangani kedua bayi dr Rizky Adriansyah SpA (K) menambahkan, kondisi bayi F dan S cukup stabil.
"Kemungkinan pemisahan tetapi butuh waktu dan dihitung dengan berat badan ideal, usia dan tingkat kematangan. Untuk dilakukannya pemisahan berkisar usia 3 sampai 12 bulan, tapi kita akan rapat tim lagi kapan dillakukan pemisahan," katanya.
Salah seorang tim dokter yakni dr Erjan Fikri, M.Ked(Surg), Sp.B(K)BA mengatakan, masing masing kedua bayi berbeda type maka berbeda pula tindakan yang dilakukan. Mengenai bayi dempet dada, terangnya, masing masing memiliki jantung, hati masih mungkin terpisah tetapi perlu pemeriksaan.
"Dalam hal ini, bayi dua kepala adanya kelainan jantung bawaan dan ini yang bisa membuat kondisinya kurang stabil. Kalau kegawatdaruratan lainnya sudah diatasi dengan membuat lubang anus dan sudah mengalami perbaikan," jelasnya.(BS07)
Tag:
Kesehatan
Kesehatan
Kesehatan
Peristiwa
Kesehatan
Peristiwa