beritasumut.com -Pada tahun 2024 mendatang, Provinsi Sumatera Utara (Sumut) harus mampu mengejar target 14 persen untuk persentase angka stunting. Hal ini tentunya berat, mengingat angka stunting Sumut saat ini masih diangka 25,8 persen.
Untuk itu, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sumut Muhammad Irzal mengaku pihaknya telah menyiapkan arah kebijakan dan strategi Bangga Kencana 2022 untuk menekan angka stunting. Di antaranya seperti pendampingan calon pengantin, ibu hamil, hingga pasca persalinan dan lainnya.
"Masalah stunting ini perlu ditanggulangi supaya masyarakat dan keluarga sebagai generasi penerus, berkualitas, sehat, mandiri dam maju. Itu lah ciri-ciri keluarga berkualitas," ungkapnya kepada wartawan, Kamis (21/04/2022) malam.
Lebih lanjut, Irzal menjelaskan, salah satu pihak yang dianggap paling penting dalam mencegah stunting adalah suami. Sebab stunting sangat erat hubungannya dengan 1.000 hari pertama kehidupan, yakni sejak wanita hamil, melahirkan hingga bayi usia dua tahun.
"Makanya BKKBN saat ini rutin mengedukasi para bapak-bapak untuk berperan mencegah stunting, jadi bukan lagi hanya ibu-ibu saja. Ini lah perlunya kita memberi pemahaman akan pentingnya peran suami," jelasnya.
Irzal menuturkan, secara definisi stunting adalah gagalnya tumbuh kembang balita akibat gizi kronis. Untuk itu, terang dia, sejak bayi dalam kandungan, anak harus mendapatkan asupan yang baik dan ASI yang cukup ketika telah lahir.
"Di sinilah peran suami itu, agar harus selalu siaga menjamin kebutuhan gizi anaknya," terangnya.
Bila seorang anak terkena stunting, sambung Irzal, selain tubuhnya yang pendek, secara intelektual juga punya kecerdasan yang rendah. Tentunya, kata dia, hal ini dikhawatirkan anak-anak yang menderita stunting sulit untuk bersaing dengan teman-teman sebayanya.