beritasumut.com -Di bawah kepemimpinan Wali Kota Medan, Bobby Nasution, masalah stunting menjadi perhatian serius. Sebab, stunting dapat menjadi ancaman terhadap kualitas generasi muda ke depannya. Selain terganggu pertumbuhan fisik, stunting juga mengganggu perkembangan otak sang anak. Itu sebabnya menantu Presiden Joko Widodo ini terus berupaya untuk mengatasi persoalan stunting yang diakibatkan kurangnya asupan gizi dalam waktu cukup lama.
Guna memaksimalkan penanganan yang dilakukan, orang nomor satu di Pemko Medan ini telah menginstruksikan kepada seluruh OPD di lingkungan Pemko Medan agar saling berkolaborasi memaksimalkan sumber daya yang ada untuk mengatasinya. Sebab, stunting dipengaruhi berbagai faktor, bukan hanya dari sisi kesehatan atau medis saja, tapi tak terlepas dari faktor ekonomi dan kondisi lingkungan tempat tinggal masyarakat.
Atas dasar itu lah, Bobby Nasution minta kepada OPD yang terkait maupun tidak terkait langsung dengan stunting untuk bersama-sama menanganinya. Bahkan, saat menghadiri Rembuk Stunting dan Penandatangan Komitmen Pelaksanaan Percepatan Pencegahan Penanganan Stunting Terintegrasi di Medan yang digelar di Hotel Grand Mecure, Selasa (31/5), suami Ketua TP PKK Kota Medan, Kahiyang Ayu itu mengingatkan agar tidak terjebak kegiatan seremonial, tapi harus ditindaklanjuti sehingga menjadi langkah kongkrit dalam penanganan stunting.
“Jangan hanya menandatangani komitmen saja, tapi target yang dicapai untuk menangani stunting belum ditetapkan. Misalnya saat ini ada 550 balita stunting, tahun depan berapa yang bisa dikurangi? Di samping itu penanganannya harus dilakukan secara terintegrasi dan berbasis data yang lengkap. Yang lebih penting lagi, tegasnya, seluruh OPD harus berkolaborasi dan bersinergi menangani stunting sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. Insya Allah penanganan stunting bisa maksimal,” ungkapnya.
Selain memaksimalkan potensi sumber daya di jajaran lingkungan Pemko Medan, Bobby Nasution juga melihat potensi lain yang bisa menjadi formula tambahan untuk menangani stunting, termasuk pemanfaatan kehadiran minyak goreng merah. Hal ini diketahui Bobby Nasution saat mendampingi Menteri Koperasi dan UKM RI Teten Masduki saat melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Kantor Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) di Jalan Brigjen Katamso Medan, Kamis (9/6) lalu.
Dari hasil peninjauan yang dilakukan tersebut, minyak goreng merah diketahui mengandung lebih tinggi fitonutrien dalam bentuk vitamin E dan karoten yang dinilai dapat membantu upaya pencegahan stunting. “Kita berharap inovasi yang dihadirkan (minyak goreng merah) dapat terproduksi secara berkelanjutan guna optimalisasi pemanfaatannya di tengah-tengah masyarakat, termasuk pencegahan stunting,” ujarnya.