beritasumut.com - Pasca lebaran, Kota Medan mengalami Deflasi sebesar -0.20%. Hal ini dari penurunan harga sejumlah komoditi pasar. Selain itu juga dipengaruhi oleh pelaksanaan Pasar Murah di 151 Kelurahan di Kota Medan.
Langkah-langkah konkrit juga dilakukan Pemko Medan dengan menjalin Kerjasama Antar Daerah antara lain Kabupaten Batu Bara dan Dairi dalam pengadaan komoditi tertentu yakni Cabe Merah.
Selain itu juga inflasi terjadi juga karena harga BBM. Kota Medan sebagai salah satu penyumbang inflasi Sumatera Utara sebasar 84.4%. Untuk mengatasi inflasi Pemko Medan juga telah melakukan pengadaan 1 unit mesin CAS (Controlled Atmosphere Storage) dengan kapasitaa 25 ton yang berlokasi di Pasar Lau Cih untuk menyimpan hasil pertanian.
Selain itu juga Pemko Medan akan melakukan pencanangan Urban Farming di sekolah-sekolah untuk komoditi yang tertentu dengan dukungan Bank Indonesia dalam pengadaan sarana prasana urban farming berupa polyback.
Dukungan Bulog juga memberikan kontribusi dalam menekan inflasi Kota Medan dengan menyalurkan 50 ton beras per hari ke pasar-pasar di Kota Medan. Selain itu juga membantu keluarga PKH dalam bentuk subsidi.
Walikota Medan dalam arahan menyampaikan bahwa tingkat inflasi suatu daerah akan mempengaruhi iklim investasi di daerah tersebut. Sehingga sangat diperlukan langkah-langkah konkrit terkait menekan inflasi.
Sehingga diperlukan konsistensi dalam penanganan inflasi tersebut harus dipertahankan. Namun yang juga penting di antisipasi adalah dampak El Nino yang diperkirakan hingga akhir tahun 2023, harus dapat dijaga ketersediaan stok bahan pangan, jangan sampai terjadi kelangkaan. Diharapkan agar para intansi dan pihak terkait dapat bekerjasama untuk antisipasi hal tersebut.
Hadir dalam High Level Meeting tersebut antara lain Deputi BI, Perwakilan Bulog, Asisten Pemko Medan, Kepala Dinas dan kabag, Kejari Medan, Polrestabes Medan, PUD Pasar dan PUD Rumah Potong sertaKADINMedan.(BS10)