Sementara itu, Deputi Riset, Edukasi, dan Pengembangan Bekraf, Abdur Rohim Boy Berawi menjelaskan pengembangan potensi ekonomi kreatif tidak hanya berbasis urban, digital, dan akademis tetapi juga komunitas, dimana peserta program IKKON dan masyarakat lokal dapat saling berbagi, berinteraksi, bereksplorasi dan berkolaborasi. "Bagi daerah terpilih kami telah merancang program pengembangan yang terdiri dari 4 bagian penting yaitu mapping, design process, prototyping, dan pameran inspirasi lokal. Tidak hanya itu, Bekraf juga memfasilitas pengembangan dalam bidang pemasaran dan promosi,” jelasnya.
pada IKKON 2018, Bekraf dan tim profesional yang terdiri dari mentor, desainer (produk, interior, fashion, tekstil, komunikasi visual), arsitek, koreografer tari, fotografer, videografer, antropolog, dan business developer akan dikirim ke berbagai titik desa binaan dari 5 Kabupaten/Kota terpilih. Dengan konsep live in designer dimana tim akan berinteraksi dengan masyarakat lokal untuk menggali potensi kreatif daerah. Dari kolaborasi bersama perajin dan stakeholder lokal akan menghasilkan sebuah inovasi yang merupakan ikon baru produk kreatif daerah tersebut. Sejak tahun 2016 hingga 2017 IKKON telah berhasil membina 10 Kabupaten / Kota, 51 Desa Binaan, ± 2000 Pelaku Kreatif Lokal, dan 120 Peserta IKKON. (Rel)